Full width home advertisement

Just Writing

Fotografi

Post Page Advertisement [Top]

Akhir-akhir ini sering kita jumpai poster, sticker, spanduk atau video yang bertebaran di jagat maya ataupun jalanan tentang G20. Tentu kita bertanya-tanya tentang apa itu G20 dan seberapa pentingnya manfaat untuk Indonesia?

Indonesia negara besar dengan penduduk 273 juta jiwa memiliki dampak besar terhadap segala bentuk kebijakan Internasional. Menjadi anggota G20 memungkinkan Indonesia untuk turut andil dalam mempengaruhi kebijkan Internasional yang akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi dalam menghadapi situasi krisis saat ini yang diakibatkan oleh pandemi, perlu kerjasama dari banyak negara dalam menghadapi masalah ini bersama-sama.

Berbicara tentang Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger. Sebenarnya apa itu G20? 
Dikutip dari situs Bank Indonesia G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20  merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

Anggota G20 terdiri dari :
  • Afrika Selatan
  • Amerika Serikat
  • Arab Saudi
  • Argentina
  • Australia
  • Brasil
  • India
  • Indonesia
  • Inggris
  • Italia
  • Jepang
  • Jerman
  • Kanada
  • Meksiko
  • Republik Korea
  • Rusia
  • Perancis
  • China
  • Turki
  • Uni Eropa
G20 Presidensi Indonesia 2022 Logo

Sejarah Pendirian G20
Dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Kiprah G20
Pada tahun 1999, atas saran dari para Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global 1997-1999. Sejak saat itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dilaksanakan secara rutin pada musim gugur.

Pada 2008 terjadi krisis keungan yang dialami Amerika Serikat yang berdampak pada kondisi keuangan global, presiden Amerika Serikat waktu itu George W. Bush pada 14-15 November 2008 mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama untuk melakukan koordinasi. Pada kesempatan itu, para pemimpin negara G20 sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan yang dilaksanakan pada 1-2 Aprik 2009, London menjadi tuan rumah (Presidensi) KTT G20 kedua di bawah koordinasi Perdana Menteri Inggris Gordon Brown. Selanjutnya, KTT G20 ketiga dilaksanakan di Pittsburg pada 24 – 25 September 2009, dibawah koordinasi Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. KTT G20 keempat selanjutnya diadakan di Toronto pada 26 – 27 Juni 2010 di bawah koordinasi Perdana Menteri Kanada Stephen Harper. Di tahun yang sama, Presiden Korea Lee Myung-Bak memimpin KTT Seoul pada 11 – 12 November 2010. Kemudian berturut-turut KTT selanjutnya diadakan di Cannes, Prancis (2011); Los Cabos, Mexico (2012); St. Petersburg, Rusia (2013); Brisbane, Australia (2014); Antalya, Turki (2015); Hangzhou, RRT (2016); Hamburg, Jerman (2017); Buenos Aires, Argentina (2018); Osaka, Japan (2019).

Dampak G20 Bagi Indonesia.
G20 tidak memiliki sekretariat permanen. Setiap tahun tuan rumah (presidensi) ditetapkan secara consensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan bergantian. Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah selama satu tahun penuh. Menjadi tuan rumah tentu memiliki dampak langsung terhadap perekonomian. Kedatangan ribuan delegasi dari berbagai negara tentu saja memberikan efek terhadap perekonomian termasuk UMKM. Keuntungan menjadi tuan rumah ini tentu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendongkrak perekonomian. Mengutip dari indonesiabaik.id Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan dampak ekonomi dari Presidensi G20 Indonesia ini adalah kontribusi US$ 533 juta atau sekitar Rp 7,4 Triliun pada PDB Indonesia. Selain itu ada juga peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 Triliun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan Gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hinga 1,8 juta hingga 3,6 juta dan juga 600 ribu hingga 700 ribu lapangan kerja baru ditopang kinerja bagus sektor kuliner, fashion dan kriya. (indonesiabaik.id)

Harapan Untuk G20
Pandemi Covid19 ini benar-benar memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian dunia, banyak perusahaan yang harus merumahkan karyawannya akibat melambatnya perekonomian. Daya beli masyarakat menurut, konsumsi teralihkan ke sektor kesehatan dan penanganan Covid 19. Kita bersama dunia sudah melawati tahun-tahun sulit akibat pandemi ini. Tahun 2023 sudah didepan mata apa persiapan kita selaku bangsa Indonesia untuk menghadapi situasi yang tidak pasti kedepannya. Kondisi politik global yang tidak stabil peperangan Rusia dan Ukraina, krisis energi di Eropa akibat perang dan lain sebagainya seakan menjadi mata rantai perekonomian dunia. Presidensi G20 Indonesia harus benar-benar kita manfaatkan agar kita dapat berperan dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia. Bila perekonomian dunia membaik, maka kita akan menerima dampak positifnya. Selain itu, investor global ke sektor UMKM yang didominasi oleh negara-negara G20 harus kita maksimalkan agar semakin banyak investor global tersebut tertarik dengan sektor UMKM kita.

Jika anda tertarik tentang infomrasi lainya terkait G20 bisa mengunjungi situs resmi G20 g20.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

Bottom Ad [Post Page]