Full width home advertisement

Just Writing

Fotografi

Post Page Advertisement [Top]


Lalu lalang berbagai jenis kendaraan malam itu sudah tidak seramai biasanya. Maklum, jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Bundaran untan sekejap menjadi tempat diskusi yang menyenangkan. Ditemani beberapa gelas kopi dan snack untuk mencairkan malam yang begitu dingin itu. IPMKH tetap menjadi topik hangat beberapa bulan terkahir. Agenda IPMKH berikutnya menjadi pembahasan hangat. Mulailah beberapa wacana dan ide terlahir ingin mengadakan event futsal yang lain, terbesar dan terheboh dari yang pernah IPMKH lakukan sebelumnya. GOR Pangsuma menjadi tempat paling strategis melakukan hal tersebut. Banyak pertimbangan menetapkan GOR terbesar di Pontianak ini menjadi tempat melaksanakan kegiatan namun tentu saja biaya menjadi hal yang sangat dipertimbangkan. Mengadakan liga di GOR dalam 1 minggu kurang lebih membutuhkan 30jt rupiah. Tentu bukan jumlah yang sedikit dengan ditambah dengan kondisi keungan kas pada saat itu sangatlah minim. Jangankan memenuhi setengah, seperempat saja tidak cukup untuk membiayai kegiatan. Apalagi bila memaksakan keadaan dana kas bisa saja tidak dapat untuk membiayai kegiatan IPMKH yang lain. Namun minimnya dana bukanlah menjadi alasan tidak terlaksananya kegiatan. Semua itu dapat diusahakan dengan kerja keras dan dengan sedikit kenekatan. Dan buktinya event futsal saat itu dapat terlaksana dengan lancar bahkan setelah selesai, panitia dapat jalan-jalan ke pasir panjang Singkawang. 

Sekali maju pantang untuk mundur
Menjadi ketua panitia pada event tersebut merupakan tantangan besar buatku. Namun ada beberapa hal yang membuatku semangat untuk mencetak sejarah itu. Sebagai bentuk pengabdian IPMKH kepada masyarakat tentu saja sangat pantas bila Kapuas Hulu mengadakan event besar di GOR Pangsuma Pontianak. Sudah sering pandangan merendahkan terlontarkan kepada kita bahwa Kapuas Hulu yang letaknya dipelosok memiliki kemampuan dibawah standar kabupaten lain. Maka perlu sekali-kali kita melakukan gebrakan dan tunjukan bahwa mahasiswa Kapuas Hulu disini juga memiliki kemampuan. Dan kita seharusnya bangga bahwa dari 14 kabupaten dan kota se Kalimantan Barat ini hanya mahasiswa Kapuas Hulu yang bisa mengadakan liga futsal di GOR Pangsuma Pontianak. Sederhana, hanya mimpi yang sederhana yang mengantarkan kita sebagai urang ulu yang memiliki arti di ibu kota provinsi Kalimantan Barat yang tercinta ini. Dan ketika kata siap keluar dari mulut ini, tidak ada alasan lagi buat kita mundur dan berhenti berjuang mengharumkan nama kabupaten Kapuas Hulu. 

Tim solid
Banyak yang bertanya apa yang membuat kita bernyali melakukan kegiatan itu. Bukan karena kita kabupaten kaya dan dengan mudah memberikan uang untuk melaksanakan acara. Bukan juga karena dana kas IPMKH sangat berlimpah. Tapi karena kita tidak berjuang sendirian, bersama semua mahasiswa Kapuas Hulu dan tim panitia yang saling bahu membahu mensukseskan acara. Bayangkan saja untuk liga futsal IPMKH pertama yang diadakan di GOR Pangsuma ini panitia hanya menetapkan dua ratus ribu rupiah untuk biaya pendaftaran berbeda jauh dengan standar pendaftaran di GOR Pangsuma untuk kategori umum yang biasanya minimal delapan ratus ribu sampai dengan satu juta rupiah. Belum lagi tiket yang biasanya lima ribu rupiah kami jual tiga ribu rupiah plus teh kotak, sungguh sangat mencengangkan ketika pihak luar mengetahui hal itu. Pemasukan minim tersebut tentu saja akan berimbas pada minimnya kondisi kas panitia. Maklum ini event futsal pertama, kekeliruan-kekeliruan perhitungan biasa terjadi. Tapi semangat tak kenal lelah dari tim solid yang terbentuk membuat kita yakin dapat menyelesaikan acara ini dengan sukses.
Tak pernah ragu sedikitpun ketika pertama kali aku diberi tanggung jawab memimpin kawan-kawan dalam kepanitian tersebut. Itu semua karena kayakinanku kepada kemampuan kawan-kawan dalam organisasi IPMKH. Langkah pertama yang aku lakukan adalah memberikan tugas yang tepat kepada orang yang tepat. Hubungan baik dan kebersamaan yang sudah terjalin membuat kita merasa saling percaya akan tugas dan peran masing-masing. Tiga bulan kurasa waktu yang cukup untuk mempersiapkan semua kebutuhan kegiatan. Hampir tidak pernah kami melakukan rapat formal, semua kawan-kawan aku ajak santai mengerjakan kegiatan. Hari-hari kami isi dengan main PS dan nongkrong di warung kopi. Tapi tentu saja main PS dan ngopi itu kami selingi dengan diskusi-diskusi membahas kegiatan. Aku hanya mengkondisikan agar kawan-kawan tidak merasa tertekan dan dapat bekerja dengan ikhlas. Karena kita bekerja secara sukarela tidak dibayar, maka apalagi yang harus kita tanamkan selain rasa ikhlas dan rasa pengabdian. Mungkin secara tidak sadar kawan-kawan menjadi bekerja dengan penuh rasa ikhlas, mereka juga secara tidak sadar telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya, mereka juga mungkin secara tidak sadar telah mengeluarkan banyak energinya untuk mensukseskan kegiatan. Dengan penuh kebanggaan aku rasa apresiasi layak diberikan kepada semua panitia liga futsal IPMKH 2012 itu. 
Tiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Peran, sifat dan proses pendekatan yang kulakukan kepada kawan-kawan juga berbeda-beda. Semakin baik jika sebagai seorang pemimpin mendekatkan diri kepada setiap elemen dalam sebuah kegiatan. Aku belajar membaca karakter kawan-kawan sehingga aku dapat memberikan tugas yang tepat kepada mereka. Dan ketika mereka telah ditemukan titik ikhlasnya, maka harta, keringat, dan air mata pun rela mereka korbankan untuk kesuksesan acara. Saat diperintah mereka merasa tidak sedang diperintah, karena mereka melakukan hal itu dengan senang. Aku tidak merasa pandai, tapi ketika mata kawan-kawan menatapku dengan penuh rasa percaya maka aku tidak akan melukai kepercayaan mereka. Pasang surut semangat seringkali terjadi, dan ketika itu terjadi kuajak mereka ke warung kopi kuceritakan dan kuajak mereka membayangkan tentang sebuah kisah manis tentang kesuksesan. Secara tidak langsung itu juga membakar semangatku. Mungkin kawan-kawan tidak menyadarinya, tapi setidaknya seperti itulah yang aku rasakan.
Aku sebut ini tim solid. Saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing, saling percaya, saling menjaga dan saling membela. Tidak semua merasa bahagia karena mungkin tidak semua mendapatkan capaian sesuai harapan mereka. Tapi setidaknya kita telah mencoba, membangun sebuah pondasi yang kokoh untuk mencapai tujuan bersama.
Thanks kawan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda

Bottom Ad [Post Page]