Full width home advertisement

Just Writing

Fotografi

Post Page Advertisement [Top]

Penguasa Elit Bumi Pertiwi “ Mencacatkan ” sejarah perjuangan PEMUDA
Basar
Pada hari ini tepatnya Tanggal 28 Oktober 2011 seluruh bangsa indonesia memperingati hari sumpah pemuda yang ke-83,di mana pada tanggal 28 Oktober 1928 generasi muda saat itu mendeklarasikan bahwa kita dalam “satu tanah air tanah air Indonesia ” ,”satu bangsa bangsa Indonesia”,dan “satu bahasa bahasa Indonesia”.
Namun apa yang menjadi masalah hari ini?
Seperti yang  kita ketahui pada hari ini pemuda hanya menjadi salah satu pelaku sejarah pergerakan pemuda–pemuda kala itu yang pernah mewarnai masa lalu keburaman, ketidakadilan, dan penindasan bangsa Indonesia. Ironisnya pergerakan pemuda hari ini mulai di bungakamkan, peran dan aktifitas peduli terhadap carut-marut bangsa dengan  maraknya kasus korupsi di negara ini. Para pemuda salah satunya mahasiswa seringkali menjadi pengalihan isu-isu politik. Kehadiran mahasiswa hari ini sebagai refleksi dari sikap kritis dan keresahan intelektual para elit politik menganggap sangat menggerahkan bagi mereka. mahasiswa sering di benturkan dan di hadapkan dengan masalah-masalah yang hanya untuk menghilangkan dan menutupi kesalahan mereka dan tanpa berfikir dengan akal sehat menelan korban para pejuang keadilan bangsa yang di lakukan oleh pemuda tanpa di pertanggung jawabkan, Aktivitas-aktivitas exstra kampus mahasiswa mulai di lumpuhkan dan dikuatkan oleh system akademis yang secara bertahap menghilangkan idealisme dan semangat pergerakan semenjak Pada 19 April 1978, sebagai bagian dari upaya depolitisasi kampus dan meredam aktivitas politik mahasiswa, konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) diterapkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR. Daoed Joesoef, melalui Surat Keputusan Menteri P dan K No. 01/V/1978. NKK/BKK ini baru diakhiri secara formal oleh Mendikbud Prof. DR. Fuad Hassan pada 28 Juli 1990, dengan keluarnya Surat Keputusan No. 403/U/1990 tentang Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Dan sampai pada hari ini kekuatan-kekuatan tersebut masih menjamur pada system akadamisi yang di jalan mahasiswa.
PEMUDA adalah harapan bangsa dan pemuda merupakan penerus bangsa, selogan itu tidak asing lagi kita dengar dalam setiap kesempatan politis, bahkan generasi muda di persempit dan disimulasikan sebagai sebuah komunitas besar yang bernilai namun tidak realistis untuk membangun bangsa pada hari ini. Pemuda Indonesia merupakan actor sekaligus sutradara dari perjuangan kemerdekaan proklamasi pada 17 Agustus 1945 adalah skenario pemuda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Semangat dan sikap aktraktif pemuda mampu mendesak sikap lunak tokoh bangsa yang terintimidasi kolonialis. Maka perjuangan kemerdekaan yang telah dirintis oleh pahlawan beratus tahun lamanya mencapai happy ending segenap bangsa Indonesia. Tidak diragukan lagi bahwa peran pemuda dalam perjuangan kemerdekaan adalah fakta sejarah. Semangat kemerdekaan telah dipupuk jauh sebelum proklamasi dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta. Tapatnya pada Tanggal 28 Oktober 1928, Pemuda Indonesia yang terdiri dari Jong Java, Jong Sumatra, Jong Selebes dan sebagainya mengikrarkan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang jualah yang menjadi landasan  idealisme pemuda untuk merebut kemerdekaan. Kemudian, gerakan Revolusi 1965 yang merupakan titik tolak pengganti Orde Lama ke Orde Baru, Pada periode 1970-an ini mulai mengemuka peran gerakan mahasiswa sebagai “kekuatan moral” (moral force), yakni kalangan intelektual yang penuh idealisme dan berusaha mengoreksi berbagai penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun bukan bagian dari kelompok elite politik yang ingin mendapatkan kekuasaan. Dalam beberapa kasus, rezim bertindak akomodatif, namun juga bisa keras menghadapi tuntutan gerakan mahasiswa ini. ( Arief Budiman/Satrio Arismunandar ). dan gerakan Reformsi 1998 yang merupakan titik tolak pengganti Orde Baru k era reformasi, adalah jerih payah pemuda Indonesia yang menginginkan perubahan di negeri ini. Perubahan itu terjadi akibat kekuasan telah meninggalkan jauh amanat Rakyat. Maka pemuda dari berbagai golongan merasa terpanggil untuk meluruskan kemudian yang menyimpang dari jalurnya. Sehingga Pemuda menjadi symbol perubahan yang senantiasa berpihak kepada rakyat. Perubahan Idealisme Pemuda Pasca Reformasi 1998 yang sekaligus membuka gerbang globalisasi, pemuda berhadapan dengan tantangan- tantangan baru. Idealisme pemuda mulai dipertaruhkan dan dipertanyakan masyarakat. Peran pemuda mulai terkotak – kotak tanpa arah dan tujuan yang jelas. Tidak sedikit pemudayang telah berafiliasi dengan pillitik praktis. Namun mirisnya semangat idealisme pemuda mulai pudar akibat terkontaminasi praktek politik kepentingan. Akibat perbedaan mencuat, menenggelamkan nilai persatuan yang selama ini menjadi barometer symbol perubahan. 
Kemudian, pemuda hari ini adalah pemuda yang selalu kalah dengan modernisasi. Pemuda telah menjual murah karakter bangsa, budaya dan kearifan local dan menggantikannya dengan kebudayaan asing. Kebijakan pemerintah yang terkesan liberal telah membuka kesempatan bagi kapitalis barat menebarkan ajaran – ajarannya. Model pembanguna neoliberal telah menekat peran pemuda. Sehingga banyak pemuda yang terjatuh pada lobang globalisasi, bahkan peran pemuda terbagi dalam berbagai kepentingan kelompok, tidak lagi bersemayam dalam kesamaan visi.  Strategi dan pola peran pemuda yang berubah – ubah dan berjalan sendiri- sendiri hanya menyisakan perbedaan ideologis. Berbagai organisasi kepemudaan lebih tertarik mengurus kiepentingan kelompoknya dari pada mengurus kepentingan bangsa. Akibatnya,peran pemuda sebagai agentof change,control social dan actor intelektual melemah dan mudah dipolitisir. Sehingga rakyat pun tidak lagi menjadi sahabat bagi pemuda melainkan sebagai objek kepentingan. Pleksibilitas Peran Pemuda Tak ayaL memang, pemuda sebagai symbol dan actor perubahan hanya menjadi penonton setia setelah perubahan itu berjalan. Tampak bahwa pemuda belum memiliki pola yang tangguh dalam berperan mengisi era perubahan. Sehingga terkesan era perubahan berjalan meninggalkan pemuda. Seperti seseorang yang melambaikan tangan melepas kepergian  kapal di pelabuhan. Peran pemuda sekarang memiliki pola yang berbeda –beda , dan diikuti oleh kepentingan yang berbeda pula. Sebagai organisasi kepemudaan secara konstitusi, KNPI belum mampu menjawab problem tersebut. Kesamaan pandangan antara kelompok pemuda hanya sebatas sejauh mana kepentingan kelompok dapat diakomodasi. Peran pemuda dalam era pembangunan tidak jauh dari slogan budak- budak politi dan budak-budak kapitalis. Sebuah peran yang jauh dari semangat kepemudaan yang idealis, kreatif dan religious. Dan sebuah pesan yang membunuh karakter pemuda yang berani, tangguh dan kuat. Oleh karena itu, pemuda harus sadar terhadap pengingkaran sumpah pemuda 1928 yang telah berlangsung lama. Pemuda Indonesia terikat dalam perspektif sumpahpemuda sebagai landasan idealisme. Sumpah pemuda bukanlah sebagai nyanyian sebelum tidur untuk menyaksikan pembangunan. Sumpah pemuda yang mengikrarkan Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia, Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia, Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia harga mati yang meruntuhkan primordialisme dan ketamakan. Semangat melakukan perubahan harus sebanding dengan semangat mengisi perubahan itu. Karena terbukti pemuda adalah juru kemudi bukanlah penumpang di Negara lain. Hari ini marilah kita sama – sama menuju barisan kedepan sebagai agen penggerak dalam upaya memajukan tanah air ini. Pemuda adalah satu lapisan social yang punya masa depan panjang. Pemuda adalah generasi yang memiliki imajinasi yang kuat untuk  memimpinkan masa depannya. Maka , bagaimana mewujudkan mmimpi itu adalah sebuah hal yang penting untuk digali. Pemuda hanya bisa menawarkan masa depan, dan ketika masa depan itu diuji, maka upaya untuk mewujudkannya harus semakin giat. Bangsa ini membutuhkan pemuda – pemuda yang bangga terhadap tanah airnya. Tak bias bangsa ini terus mengharap lagi pada yang tua. Masa kejayaan bangsa ada di pundak pemuda. Sumpah pemuda telah menunjukan upaya terbaiknya demi bangsa ini dimasanya. Kini adalah masa kita, hai pemuda. Bangsa ini tak butuh rengekkan pemuda yang terus menebar pesimisme. Bangsa ini butuh optimisme pemuda untuk terus berdinamika dan berdialektika dengan perubahan zaman. Ayo pemuda !!!!!!!!!!
Jangan pernah berkata tidak untuk suatu perubahan? jangan hanya melihat orang lain yang merubah? dan anarkis bukanlah jalan terakhir yang tepat untuk melakukan perubahan di negeri ini,untuk para penguasa bertindaklah seadil-adilnya Rakyat mendambakan dan membutuhkan pemimpin yang berani mati ke depannya untuk selalu memperjuangkan Rakyat. Saran dan pendapat sangat butuhkan untuk saling melengkapi demi yang terbaik untuk kebersamaan kearah perubahan yang abadi.         

E-mail. Fisip_basar@yahoo.com



Tentang Penulis : Basar
Basar IPMKH

Basar begitu panggilannya sehari-hari. Nama yang begitu mudah untuk diingat. Dikalangan mahasiswa kapuas hulu di Pontianak Basar adalah salah satu tokoh pemuda yang dikenal dengan sikap yang kritis. Beliau menempuh pendidikan di Fakultas Fisip di Universitas Tanjung Pura. Pengalaman beliau dalam berorganisasi jangan dipertanyakan lagi beliau adalah Sekretaris Umum IPMKH Pontianak periode 2011-2013, Ketua HMJ di Fisip, Aktif di HMI Pontianak dan masih banyak lagi yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Tegas, kritis, berkomitmen, percaya diri dan bertanggung jawab adalah perawakan beliau. Saat ini beliau sedang menggeluti hobi baru yaitu menulis. Tulisan di atas adalah salah satu tulisan beliau dalam tahap belajar. Beliau menyadari apa yang ia lakukan selama ini tidak lengkap tanpa adanya satu karya nyata berupa tulisan. Kedepannya pandangan dan tanggapan beliau tentang isu-isu yang berkembang di masyarakat akan sering di tulis di blog ini. Senang sekali kenal dengan sahabat seperjuangan seperti beliau semoga beliau tetap berkomitmen sampai akhir dalam perjuangan-perjuangan beliau


1 komentar:

Berikan Komentar Anda

Bottom Ad [Post Page]